PALANGKA RAYA - Tingginya harga beras ditengah - tengah masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng) saat ini, tentunya membuat keadaan masyarakat lapisan kebawah makin kesusahan.
Beras merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia umumnya, dan hal ini tentunya menjadi faktor utama dalam kesejahteraan masyarakat, untuk kebutuhan sehari - hari.
Banyak sektor - sektor usaha kecil ikut terpengaruh atas melonjaknya harga kebutuhan pokok ini, seperti warung kecil dan rumah makan skala UKM.
Maka itu diperlukan peranan penting dari pemerintah, baik itu pemerintah provinsi dan Kabupaten/kota untuk mengantisipasi kenaikan harga beras di pasaran.
Dr Ir Rawing Rambang, MP menyampaikan melalui Operasi Pasar yakni Gelar Pangan Murah oleh Dinas Ketahanan Pangan bersama Bulog Wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng), diyakini bisa menstabilkan harga beras yang cenderung tinggi di pasaran saat ini.
Selain itu, bisa membantu beban masyarakat dalam menghadapi Bulan Ramadan 1445 Hijryah dan juga Hari Raya Idul Fitri tahun 2024.
"Diharapkan dengan diadakannya operasi pasar oleh pihak Boloq Kalteng, dapat meredam kenaikan harga beras di pasaran, " kata Rawing Rambang, Ketua Lembaga Minyak Pambelum ini menyampaikan, (30/03).
Menurut Dosen Pertanian Universitas Kristen Palangka Raya (UKPR), yang juga Pengamat Pertanian dan Perkebunan Kalteng, dirinya yakin pemerintah saat ini telah berupaya mengatasi gejolak harga beras dengan melakukan berbagai program.
Baca juga:
Tony Rosyid: Warga Jakarta Berlimpah Subsidi
|
Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat tidak terbebani kemampuan daya beli terhadap kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga dari sebelumnya seperti beras.
Rawing menjelaskan terjadi kenaikan harga beras bisa dikarenakan, faktor cuaca dan fenomena iklim, sehingga menyebabkan jadwal tanam yang tertunda. Oleh karena itu, panen ikut berubah yang berdampak pada produksi Gabah Kering Panen (GKP) kurang tersedia di sejumlah Pasar Tradisional.
Baca juga:
Wapres RI ke Sulsel Bahas MPP dan UMKM
|
Selain itu sangat dimungkinkan jumlah permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) yakni Ramadan 2024, menyebabkan jumlah permintaan beras melebihi jumlah pasokan yang memicu kenaikan harga beras di pasaran.
"Kalau kita bicara ekonomi pasti tidak terlepas dengan supply dan demand. Harga naik dipicu kondisi beras di masyarakat itu kurang, sedangkan permintaan masyarakat meningkat, " sebutnya.
Artinya, bisa saja produksi berkurang karena bergesernya musim panen akibat cuaca. Nah salah satu upaya dilakukan dengan menggelar operasi pasar yang dilakukan oleh Bulog bersama pemerintah daerah.
"Saya yakin pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis terkait ini, " tutupnya.